Berita  

Dispar Sultra Dorong Potensi Pariwisata 3 Desa di Kepulauan Buton

Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara, Belli H. Tombili

KATASULTRA.COM Dinas Pariwisata (Dispar) Sulawesi Tenggara (Sultra) mendorong potensi pariwisata yang ada di tiga desa di Kepulauan  Buton.

Kepala Dispar Sultra, Belli Tombili mengatakan, ketiga desa di Kepulauan Buton tersebut memiliki keunikan masing-masing dengan potensi pariwisata yang besar.

Ketiga desa dimaksud yakni Desa Wasuemba di Kabupaten Buton, Desa Gaya Baru Waburi Park di Kabupaten Buton Selatan (Busel), dan Desa Limbo Bungi di Kota Baubau.

Disebutkan Belli, Desa Wasuemba memiliki keunikan pesona laut dan juga terumbu karangnya yang terjaga secara alami dengan kawasan adat yang dimiliki yaitu Kaopo merupakan tempat konservasi ikan.

Baca juga:  Tim SAR Cari Nelayan yang Hilang di Perairan Siompu

Lalu Desa Gaya Baru yang memiliki keunikan taman yang didesain sangat indah untuk menikmati keindahan laut Busel dan matahari terbenam.

Kemudian Desa Limbo Bungi menawarkan keindahan kawasan mangrove yang masih terjaga secara alami, bahkan disebut seperti Sungai Amazonnya Sultra.

“Potensi desa wisata ini terus didorong serta dikembangkan oleh pemerintah provinsi untuk meraih Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) mendatang,” ujar Belli seperti dikutip RRI, Kamis (27/2/2025).

Baca juga:  Prakiraan Cuaca Sultra 2 Februari 2025: Pagi hingga Sore Berpotensi Hujan

Dalam perencanaanya, jelas Belli, pada 2025 Dispar Sultra bakal mengadakan pelatihan pengelolaan hasil laut serta pengelolaan homestay di Desa Wasuemba.

Kemudian ada juga event di Desa Gaya Baru Waburi Park yanh masuk dalam kalender event Sultra.

Hal tersebut dilakukan sesuai target Dispar untuk melakukan pengembangan serta mendorong nilai jual wisata bahari dalam meningkatkan sektor pariwisata Sultra.

Baca juga:  Mulai Hari Ini Aktifitas Sekolah di Kolaka Timur Diliburkan Sementara

Belli menyebut, Kementerian Pariwisata telah memetakan wilayah Sultra untuk lebih ke arah wisata bahari, utamanya desa-desa di pinggir laut yang memiliki keunikan dan daya jual yang tinggi.

Selain itu, potensi desa wisata yang telah masuk dalam 100 besar ADWI tahun lalu, diharapkan mampu bersaing di 50 besar dengan wisata lainnya di Indonesia di tahun 2025.