KATASULTRA.COM Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) cukup potensial untuk menjadi sentra produksi peternakan ayam.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan, dengan potensi tersebut Sultra bisa menjadi pusat produksi ayam untuk pangan lokal dan ekspor.
Rusdin menyebutkan, ada tiga jenis ayam yang banyak diternakkan, yaitu ayam buras, ayam petelur, dan ayam pedaging.
Setiap jenis ayam memiliki sentra produksi tersendiri di wilayah Sultra.
“Per Desember, populasi ayam buras mencapai 1,722 juta ekor. Ayam petelur 218 ribu dan ayam pedaging 9,6 juta ekor,” rinci Rusdin kemarin.
Lanjut Rusdin, produksi peternakan ayam buras tertinggi ada di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dengan 285 ribu ekor, disusul Kabupaten Muna dengan produksi peternakan ayam burasnya mencapai 272 ribu ekor, kemudian Muna Barat (Mubar) 205 ekor, dan Konawe sebanyak 175 ribu ekor.
Untuk jenis ayam petelur, Kabupaten Konawe tertinggi produksinya dengan 71 ribu ekor, diikuti Kolaka Utara (Kolut) sebanyak 27 ribu ekor, Kolaka Timur (Koltim) 25 ribu ekor dan Muna 15 ribu ekor.
Sementara untuk jenis ayam pedaging, Kabupaten Konawe terbesar dengan 2,48 juta ekor, Kota Kendari sebanyak 1,87 juta ekor, Kolaka 1,339 juta ekor, Konsel sebanyak 807 ribu ekor dan Kolaka Timur 794 ribu ekor.
Dikatakan Rusdin, meskipun berpotensi cukup besar, namun populasi ternak ayam akan terus mengalami perubahan tiap saat yang dipengaruhi oleh tingkat penjualan, pemotongan dan kematian ternak.
Ternak ayam dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan, tetapi sektor ini dapat berisiko menyebabkan inflasi, mengingat permintaan yang tinggi.
“Ayam petelur dan ayam buras kadang-kadang dapat berpotensi menyebabkan inflasi. Kami berharap populasi ini terus berkembang dan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat,” katanya.